Field Report Edition.. / edisi berbagi..
*ceritanya setia ke yg lama #
walaupun obat2an baru banyak , semua pabrikan ngeluarkan merk, jenis nya buanyak sekali, harga bervariasi, khasiat beraneka
warna.. tetap kita suka, karena semakin banyak pilihan , tp ternyata
pilihan utama tetap kembali produk2 lama.. terrafit, vitaplex drops,
ostelin dsj..
burung nyekukruk, lesu, gak nafsu makan lewaatt... Jal cobaen,
vitaplex drop cuma @ 5rb thok! beli 3 sekalian...
Diluar itu paling obat2an ya Testovit/ Testomin/ Testobird untuk burung Jantan.
Ataupun Estovit/ Estomin/ Estobird untuk burung betina
Dan jangan lupa, bahwa yg alami / herbal jangan dipandang sebelah mata.
Karena selama mempraktekkan sudah terbukti proven, handal, gak ada masalah, gak ada efek samping/ ketergantungan ataupun yang lain.
Ini Daftar Obat2an herbal yg tidak bisa diremehkan :
1. Kunyit / Kunir, numero uno for antibiotik herb
2. Kencur
3. Jahe
4. Daun Sirih
5. Daun Kates
6. Lengkuas
7. Taoge / tokolan/ ganteng
Untuk mempercepat Mabung / mbodol Murai Batu :
8. Daun pandan
9. Kulit jeruk
10.Daun sirsak
Cara Pemasteran yang Efektif untuk Burung Murai Batu
Pemasteran adalah membuat seekor burung dapat
menirukan suara2 yang didengarkannya. Seekor burung berkicau dengan
kualitas yang bagus akan mampu menirukan lagu2 burung lainnya dengan
irama dan ritme yang jelas dan tegas. Bagaimana dapat membentuk kualitas peniruan/pemasteran yang baik?ada beberapa hal yang perlu di perhatikan sebelumnya yaitu : 1. tempat pemasteran 2. waktu pemasteran 3.jenis lagu burung yang ingin dimasukkan sebagai lagu masteran 4.usia burung dan kondisi burung 5.Alat atau jenis burung yang dijadikan sebagai master
Mari kita kupas satu persatu yuks..
Tempat pemasteran. Beberapa teman tidak terlalu memperdulikan dimana
tempat yang baik untuk pemasteran,kebanyakan hanya berfikir bahwa
memaster bisa dilakukan dimana saja dengan situasi yang
bagaimanapun,namun perlu kita ketahui bahwa pemasteran yang baik
memerlukan tempat yang tenang dan jauh dari suara2 lain yang dapat
menggangu proses peniruan dari seekor burung terhadap masternya,dengan
kata lain,seekor burung yang sedang di master perlu memiliki tempat yang
nyaman dengan kondisi yang nyaman pula untuk mendengarkan dan menirukan
suara2 yang di dengarkan secara fokus dan kontinue. tempat atau ruangan
yang tidak terlalu pengap dan panas serta terisolasi dari suara2 lain
yang dapat menggangu proses pemasteran akan membuat seekor burung dapat
lebih cepat menerima dan mempelajari lagu2 yang di dengarkannya.
Waktu pemasteran. Banyak yang mengasumsikan bahwa proses pemasteran
sebaiknya dilakukan pada waktu hanya malam hari saja ketika burung
sedang dalam kondisi beristirahat,namun perlu diketahui,bahwa waktu yang
paling tepat untuk memaster justru adalah pagi2 sekali ketika si burung
mulai bangun.suara2 yang didengarnya ketika pagi hari akan sangat cepat
di adopsi oleh seekor burung berkicau,yang dimaksud dengan pagi2 sekali
adalah dimulai pukul 4 pagi sampai dengan pukul 6 pagi,cara yang paling
efektif apabila menggunakan alat semacam MP3 atau alat elektronik
lainnya adalah menyetelnya pada waktu2 tersebut secara otomatis.selain
waktu tersebut,siang hari ketika si burung beristirahat adalah juga
merupakan waktu yang tepat untuk memaster,untuk malam hari,sebaiknya
waktu pemasteran tidak dilakukan sepanjang malam,cukup dimulai dari jam 6
malam sampai dengan pukul 8 malam,selanjutnya biarkan si burung
beristirahat dan mendengarkan suara masterannya di waktu pagi harinya.
Jenis lagu master. Jangan terlalu berharap bahwa seekor burung dapat
menerima dan menirukan lagu2 yang didengarkannya secara sekaligus dengan
berbagai jenis lagu,perlu kita ketahui bahwa proses peniruan tersebut
juga memerlukan intensitas dan penekanan tertentu untuk masing2 jenis
lagu,ada lagu2 yang beritme sulit dan ada pula lagu2 yang mudah untuk
ditirukan oleh seekor burung berkicau,yang perlu kita lakukan adalah
memilih lagu mana yang akan kita master,pemilihan tersebut dapat
disesuaikan dengan lagu yang sudah ada sebelumnya di kicauan burung yang
akan kita master atau dengan lagu2 yang menurut kita akan bagus apabila
dapat di tirukan oleh seekor burung. untuk itu,dalam hal memaster
menggunakan MP3 jangan membuat banyak lagu sekaligus untuk si
burung,cukup 1 atau 2 jenis lagu yang menurut kita sudah ada sebelumnya
di burung tadi agar dapat dilagukan lebih panjang,lebih jelas dan lebih
sering dikeluarkan. nanti,setelah lagu2 tersebut sudah dapat ditirukan
dengan jelas dan tegas,tambahkan dengan lagu2 lainnya,tapi jangan
menghilangkan lagu2 yang sudah bisa dia tirukan,dengan kata
lain,mulailah dengan 1-2 lagu,kemudian ditambahkan dengan 1-2 lagu
lainnya setelah si burung dapat menirukannya dengan jelas dan
tegas.demikian seterusnya,jangan pula berharap dengan master dengan
banyak jenis lagu,karena itu ,malah membuat si burung menirukan suara2
tersebut hanya pendek2 saja,ibarat kaset,kalau terlalu banyak isinya
maka suara2 nya pun akan pendek2 terdengar,akan lebih baik apabila lagu
burung tadi secukupnya saja,tapi begitu dikeluarkan akan menjadi
suara-suara andalan yang mampu membuat si burung menjadi jawara atas
lawannya di kontes. Usia Burung dan kondisi burung. memaster burung
akan sangat baik apabila dimulai dari usia yang masih muda
belia,sebagaimana dalam master kenari,misalnya,maka sebaiknya dimulai
dari umur yang sangat belia (2 minggu) ketika si burung malah belum
ngeriwik sama sekali,akan tetapi untuk burung2 yang sudah dewasa apalagi
tangkapan dari alam yang sudah memiliki suara2 kicauan yang sudah mampu
di lagukannya,maka kita perlu perhatikan lagu2 apa yang sudah mampu
dilagukan dan lagu2 apa yang bagus menjadi tonjolan atau andalan dan
lagu2 apa yang jelek teredengar,kondisi yang paling tepat dan cepat
untuk burung2 dewasa dalam menirukan suara masterannya adalah ketika
burung dalam keadaan nyulam/mabung/moulting,hal ini karena si burung
mengalami siklus peningkatan metabolisme untuk menumbuhkan bulu baru dan
lebih banyak berdiam diri (tidak terlalu aktif),sehingga akan lebih
mudah menerima dan menirukan suara 2 yang didengarkannya,dengan melihat
penempatan pemasteran dan waktu pemasteran seperti diatas,maka akan
dapat dipastikan bahwa selesai siklus moultingnya,si burung akan dapat
membawakan lagu2 yang di dengarkannya selama masa moulting tersebut.
Alat atau burung yang dijadikan sebagai master. kita dapat menggunakan
alat elektronik seperti Mp3 atau pun dengan burung2 hidup lainnya,MP 3
mempunyai kelebihan seperti,tidak repot untuk merawat burung asli dan
mudah untuk mengganti2 jenis suara yang akan di jadikan sebagai
master,namun alat elektronik seperti MP3 memerlukan speaker yang bagus
akan suara yang dihasilkannya bisa sama persis dengan lagu dari burung
aslinya,kebanyakan pemain murai batu misalnya,lebih percaya bahwa
kualitas yang dihasilkan dari pemasteran dengan alat elektronik tidak
akan sebagus apabila dimaster dengan burung aslinya,namun tentunya itu
kembali kepada kemampuan dan ketersediaan faktor2 di temapt pemilik
burung. Yang perlu diperhatikan adalah apabila ingin memaster dengan
burung asli,tidak perlu memelihara banyak jenis burung,cukup membeli
burung2 master yang telah memilki banyak lagu dapat
dibawakan,kolibri,lovebird isian,kenari isian atau gelatik isian bahkan
pleci isian yang punya lagu2 bagus akan sangat baik dijadikan sebagai
burung master,jadi carilah burung master yang memiliki banyak
lagu,sehingga anda tidak perlu memelihara banyak jenis burung yang
tentunya akan merepotkan dalam hal pemeliharaannya. Demikian sedikit
dari pengalaman dan wawasan yang dapat saya tuliskan dalam dokumen cara
pemasteran ini,semoga dapat bermanfaat untuk teman2 semua.
Memaster
burung kicauan jelas bukan pekerjaan instan. Butuh proses dan waktu
agar burung dapat meniru suara yang rutin diperdengarkannya. Tak hanya
itu saja, pemilik dan / atau perawat juga harus mencermati empat faktor sebelum memaster burung kicauan, yaitu
waktu yang tepat, kondisi burung, kondisi lingkungan sekitar, dan
karakter suara burung yang mau dimaster. Ikuti uraian selengkapnya
berikut ini.
—
Beberapa
tahun lalu, untuk memaster seekor burung kicauan, kita mesti membeli
beberapa ekor burung master yang berbeda-beda jenisnya. Misalnya, untuk
memaster murai batu, harus membeli cililin, tengkek, pancawarna, cucak jenggot, kapas tembak, hingga parkit, dan kenari. Bahkan, sampai sekarang masih banyak kicaumania yang menggunakan teknik pemasteran seperti itu.
Tren
pemasteran burung kicauan belakangan makin bergeser, di mana sebagian
kicaumania lebih mengandalkan pada audio mp3. Tren ini tidak hanya
berlaku di Indonesia, tetapi juga di negara-negara Asia lainnya, Amerika
Selatan, serta sebagian Eropa dan Australia.
Selain dipandang
lebih praktis, sebagian audio mp3 juga dapat diperoleh secara gratis
(termasuk yang disediakan omkicau.com). Disebut lebih praktis, karena
kita cukup memutarkan audio suara burung ini melalui perangkat
handphone, smartphone, tablet dan sebagainya.
Baik cara
konvensional (menggunakan burung master) maupun cara terbaru (melalui
audio mp3) punya tujuan yang sama, yaitu agar memiliki variasi suara
isian yang lebih banyak. Siapa tahu, suatu hari nanti, harga seekor
burung juga ditentukan dari berapa jenis variasi suara yang bisa
dilagukannya.
Seperti disinggung pada awal tulisan, ada empat
faktor yang perlu dicermati sebelum memaster burung kicauan. Berikut
uraiannya satu persatu. 1. Cermati waktu aktif dan istirahat burung
Hal
ini kerap menjadi permasalahan dalam memaster burung. Banyak kicaumania
yang mengalami kegagalan atau proses pemasterannya terlalu lama, karena
pemasteran dilakukan ketika burung sedang aktif-aktifnya.
Burung
yang sedang aktif tentu tidak fokus mendengar suara masterannya. Bahkan
burung cenderung membalas atau menyahut suara masteran yang diputar
dengan suara kicauan khasnya. Kalau sudah begitu, boro-boro suara masteran bisa masuk, mendengar saja mereka emoh.
Burung
biasanya menjadi sangat aktif pada waktu-waktu tertentu, misalnya pagi
hari, dalam kondisi birahi, atau siap kawin. Dalam kondisi tersebut,
sebaiknya jangan dilakukan pemasteran dulu, karena burung tak akan fokus
terhadap suara masterannya.
Dalam hal ini, pemilik / perawat
harus bisa memperhatikan kapan kondisi burungnya sedang beristirahat
atau bersantai di atas tenggeran. Nah, waktu-waktu seperti itulah yang
tepat dimanfaatkan untuk memaster burung kicauan.
Memperhatikan kapan burung sedang beristirahat atau bersantai bisa dilakukan dengan cara memantau mereka secara “anytime & anywhere“,
alias bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Sekiranya sudah
terpantau bahwa pada waktu-waktu tertentu burung dalam kondisi
beristirahat, ya waktu itulah yang digunakan untuk memaster.
Sekadar
panduan, meski pada beberapa individu burung bisa berbeda, burung akan
lebih banyak beristirahat pada pukul 09.00 – 12.00, pukul 13.00 –
14.30, dan pukul 17.30 – 18.00.
Silakan cermati lagi kebiasaan
istirahat burung Anda. Jika benar, maka waktu-waktu tersebut bisa
dimanfaatkan untuk memaster burung. Jika ada yang meleset sedikit, entah
sebelum atau sesudah jam-jam tersebut, Anda juga harus menyesuaikannya.Pemasteran lebih efektif jika dilakukan sesuai waktu istirhat burung.
—
2. Cermati kondisi burung
Burung
yang sedang dalam kondisi kurang fit, baik karena kondisi kesehatan,
atau kelaparan, juga tidak akan bisa fokus atau berkonsentrasi penuh
mendengar suara masteran. Meski burung sedang tidak aktif, atau
beristirahat, kondisi kurang fit akan membuat program pemasteran susah
terekam dalam memori burung.
Hal ini tentu berbeda dari burung yang sedang mengalami masa mabung atau berganti bulu.
Pada saat mabung, burung lebih banyak diam, kondisinya ngedrop, namun
bukan karena gangguan kesehatan melainkan menjalani proses alamiahnya.
Pada
saat sedang mabung, burung cenderung ingin beristirahat total dari
segala aktivitas hariannya. Energinya akan disimpan dan digunakan hanya
untuk merontokkan atau menumbuhkan bulu-bulunya. Pada saat mabung, burung justru bagus untuk menjalani pemasteran.
Pemasteran pada masa mabung juga bisa membantu dalam menghilangkan isian suara mati atau suara setan,
dan ingin mereset kembali suara isian yang dimiliki burung Anda. Bagi
burung yang isiannya sudah bagus, pemasteran selama mabung cukup dengan
memperdengarkan suara masteran lama, atau bisa juga menambah 1-2 variasi
lain.
Namun pada burung yang mengalami gangguan kesehatan, diamnya adalah diam sakit. Biasanya ditandai dengan bulu-bulu
yang mengembang. Burung juga dalam kondisi ngedrop, dan tidak mungkin
bisa diberikan pemasteran. Untuk itu, daripada memaster burung sakit yang hasilnya sia-sia, sebaiknya sembuhkan dulu penyakitnya. 3. Cermati kondisi lingkungan
Manusia
lebih senang mendengar alunan musik favoritnya dalam suasana tenang,
santai, tanpa gangguan. Begitu pula burung kicauan. Burung akan lebih
fokus mendengar suara masterannya jika lingkungan di sekitarnya tidak
ramai atau tidak berisik.
Dalam suasana tenang, suara burung
master atau audio mp3 yang didengarnya akan terdengar lebih tajam, lebih
jelas, dan mudah dicerna untuk direkam dalam memorinya.
Jika Anda
berada di lingkungan yang saban hari berisik, misalnya dekat pos ronda
yang kerap digunakan kawula muda untuk bernyanyi-nyanyi sambil gitaran,
atau lokasi rumah di pinggir jalan raya yang penuh suara klakson, dan
sejenisnya, maka alternatif yang aman adalah menyediakan ruangan khusus
untuk pemasteran burung.
Ruangan tersebut bisa saja memanfaatkan
kamar yang tak terpakai, atau ruang kosong lainnya. Dengan begitu,
burung akan lebih fokus mendengar suara dari masterannya. Ruang pemasteran kenari Dika Bird Farm Boyolali.
—
4. Cermati karakter suara burung
Hal
ini juga harus menjadi perhatian dalam pemasteran burung. Dengan
memahami karakter suara burung yang akan dimaster, kita bisa memberikan
suara masteran yang tepat.
Meski burung berkicau umumnya memiliki
kemampuan meniru suara burung lain, tetapi level kepintarannya tak
selalu sama. Ada burung yang sanggup meniru ratusan bahkan ribuan jenis
suara (termasuk suara non-burung), misalnya samyong dan brown thrasher. Burung-burung ini bisa disebut memiliki kemampuan mimikri yang hebat.
Ada juga yang pandai meniru puluhan suara burung lain, misalnya cucak hijau dan cucak ijo mini, tetapi levelnya tetap masih di bawah samyong.
Bahkan dua ekor burung dari spesies yang sama bisa memiliki tipe suara yang berbeda. Kacer,
misalnya, ada yang bertipe nembak, ada pula yang ngerol, dan ada yang
ngerol-nembak. Perbedaan tipe / karakter suara burung akan mempengaruhi
kemampuan burung dalam merekam suara masterannya.
Apabila Anda
kebetulan ingin memaster burung, tetapi tidak tahu apakah suara
masterannya dapat diterima atau sesuai dengan karakter suara burung,
ada beberapa cara untuk menyiasatinya. Yang termudah adalah merangkai
audio mp3 yang digabung dalam satu file.
Om Kicau sudah puluhan kali mengupload audio kompilasi,
yang tidak lain merupakan gabungan / kombinasi beberapa suara burung
dalam satu file. Salah satu audio kompilasi yang paling banyak diakses
dalam dua tahun terakhir ini adalah suara kompilasi untuk masteran kacer, cucak hijau, dan murai batu. Setiap hari, audio ini rata-rata diunduh 1.000 pembaca setia omkicau.com.
Sebagian
sobat kicaumania yang bisa mengedit file audio biasanya mengambil
beberapa suara kicauan burung tertentu, misalnya 3-4 suara burung
berbeda, kemudian digabung jadi satu. Ini juga bisa menjadi audio
kompilasi yang memudahkan dalam pemasteran. Mungkin ada 1-2 suara yang
tak masuk, karena memang tak bisa diterima dalam memori burung.
Jadi, jangan fokus pada satu jenis suara burung saja. Misalnya burung ciblek
dimaster dengan suara murai batu, hanya lantaran pemiliknya ingin
memiliki murai batu sehingga melampiaskan pada ciblek miliknya. Lalu
apakah ciblek kemudian bisa mengikuti suara murai batu, silakan Anda
jawab sendiri, he.. he.. he… Samyong, burung dengan kemampuan mimikri terbaik di Indonesia.
—
Beberapa
spesies burung bahkan tidak punya kemampuan mimikri yang bagus. Burung
seperti ini biasanya hanya memiliki suara kicauan berulang-ulang dan
monoton. Itulah ciri-ciri dari burung yang tidak bisa dimaster dengan
suara burung lainnya. Contohnya adalah burung robin pekin dan berbagai
jenis burung poksay.
Burung yang memiliki karakter sama, tetapi
tidak memiliki kemampuan mimikri, masih bisa dilatih dengan suara
kicauan burung lain, dengan cara menitipkan telurnya. Contohnya emprit
yang selama ini dikenal memiliki suara monoton.
Namun, berdasarkan
hasil penelitian di mancanegara, emprit bisa memiliki kemampuan
berkicau lebih variatif dengan cara dilatih orangtua asuhnya. Dalam hal
ini, telur emprit dititipkan pada burung finch lainnya hingga menetas.
Selanjutnya, piyikan emprit dirawat induk asuhnya hingga dewasa.
Dengan
metode ini, emprit pun bisa memiliki kemampuan berkicau sebagaimana
suara kicauan induk asuhnya. Piyikan emprit akan mengembangkan
kemampuannya dengan mendengar lagu dari orangtua asuhnya, kemudian akan
dilagukan setelah dewasa.
Itulah beberapa faktor yang perlu
dicermati sebelum memaster burung kicauan. Untuk menyegarkan kembali
ingatan Anda, silakan buka pula beberapa referensi terkait, antara lain :