Kamis, 26 November 2015

Ingin Surga Tapi Tidak Mau Beramal ?

Ingin Surga Tapi Tidak Mau Beramal ?

Lucu ya, pengen masuk surga, tapi ogah beramal. Hmm.. ini sih bukan
hanya lucu, tapi juga aneh bin ajaib. Emangnya surga gratis? Nggak lha yauw. Kita-kita aja tetap was-was, khawatir amalan baik selama ini nggak keterima sebab mungkin nggak ikhlas. Lebih kecewa lagi sewajibnya apabila kami berharap surga tapi nggak sempat (atau sedikit) beramal baik.

Ingin Surga Tapi Tidak Mau Beramal ?


Sobat muda muslim, tak sedikit di antara kami yang kepengen masuk surga, tapi diminta untuk sholat aja sulitnya setengah mati. Tak sedikit juga di antara kami yang pengen dapetin surgaNya, tapi diminta untuk taat serta patuh sama aliran Islam aja ogah. Itu sih sama artinya ngarepin dapet uang pensiun tapi tanpa kerja selama usia produktif. Apalagi kalo kerjanya di
perusahaan swasta.

So, pengen masuk surga tapi tanpa  beriman serta tanpa beramal sholeh, kira-kira mungkin nggak? Mimpi kali ye!

Ini sedikit renungan aja buat kami semua. Semoga kami mulai berbenah dalam nasib ini. Mumpung tetap muda. Selama mudah untuk melakukan beberapa amal kebaikan, jangan sia-siakan waktu kita. Kami dapat berbuat lebih tak sedikit.

Sebab kami nggak sempat tahu kapan kami dijemput oleh Malaikat Ijroil untuk menghadap Allah Swt. serta mempertanggung-jawabkan lakukanan kami selama di dunia. Mumpung tetap ada waktu, sebisa mungkin kami mengumpulkan tak sedikit amal baik untuk bekal di akhirat kelak.

Rasul mulia saw. sudah bersabda: “Bersegeralah menunaikan amal-amal kebaapabilan. Sebab, saatnya kelak bakal datang tak sedikit fitnah, bagai penggalan malam yang gelap gulita. Alangkah bakal terjadi seseorang yang di pagi hari dalam keadaan beriman, di sore harinya ia menjadi kafir. Serta seseorang yang di waktu sore tetap beriman, keesokan harinya menjadi kafir. Ia menjual agamanya dengan komoditas dunia.” (HR Bukhari serta Muslim)

Semoga kami semua dimudahkan oleh Allah Ta’ala untuk melakukan amalan yang baik sesuai aliran Islam. Ditanamkan dalam hati kami untuk gampang menerima kebenaran serta mengamalkannya. Semoga.

Cara Menjinakkan Burung



Cara Menjinakkan Burung (update)


Burung jinak adalah salah satu syarat burung bisa menjadi gacor. Burung jinak  dalam hal ini bukan berarti burung menurut saja ketika dipegang, atau mendekat kalau didekati orang. Burung jinak secara umum adalah burung yang bebas dari tekanan di sekitarnya, burung yang tidak takut lagi kepada makhluk hidup di sekitarnya terutama terhadap manusia.
BURUNG SEHAT BERANAK PINAK… CARANYA? PASTIKAN BIRD MINERAL DAN BIRD MATURE JADI PENDAMPING MEREKA.
Jika Anda kesulitan mencari artikel di blog ini, silakan dicari dengan memasukkan kata kunci artikel yang Anda cari, pada kolom kosong yang tertera pada halaman ini.

Tips mengatasi kenari patah-patah1
Burung hasil penangkaran lebih mudah jinak
Burung kenari yang lahir dan besar di lingkungan manusia misalnya, adalah burung yang jinak dalam pengertian ini. Banyak burung kenari yang sulit ditangkap tangan, baik ketika di dalam sangkar, apalagi kalau terlepas keluar sangkar. Namun demikian, dia tidak takut dan tertekan berada di lingkungan manusia karena dia sudah terbiasa bahkan sejak lahir. Dalam konteks ini, pada burung kenari tersebut sudah berlangsung domestikisasi.
Bagaimana dengan burung tangkapan hutan? Burung hasil tangkapan hutan biasanya liar dan sangat gesit. Jika Anda punya burung masih liar, tentu tidak akan pernah gacor ketika ada orang di sekitarnya. Itulah sebabnya mengapa burung-burung bakalan hanya berbunyi ngeplong kalau tidak ada/ tidak  melihat orang.
Proses penjinakan
Burung kutilang jinak
Burung kutilang memiliki karakter mudah jinak sehingga mudah untuk dilatih | Foto : Kicaumania
Untuk menjinakkan burung sudah banyak tips diberikan oleh kawan-kawan kita. Dalam proses wajar, burung bisa jinak dalam waktu relatif lama. Kalau mau agak cepet, kuncinyanya pada diri kita sendiri: sempat apa nggak. Kalau Anda sempat, lakukan hal-hal berikut ini.
1. Dari sisi tempat
Kalau Anda punya burung terlalu liar, gantung saja agak tinggi di tempat ramai, ya di tempat ramai, atau yang biasa dilalulalangi anggota keluarga. Jangan justru digantung di tempat tersembunyi karena Anda takut burung kelabakan. Biasakan itu selama sekitar sepekan. Setelah itu, posisi agak diturunkan. Lakukan selama sepekan, turunkan lagi, sepekan mendatang turunkan lagi sampai posisi normal. Kalau rumah Anda dekat jalan raya/kampung, biasakan gantung burung di halaman rumah dekat jalan itu (tapi awas maling). Kalau burung Anda memang liar banget dan Anda melakukan saran saya ini, saya jamin burung Anda bakal berdarah-darah di sekitar paruhnya, juga bulunya rusak. Tapi no problem. Itu proses normal yang harus kita lalui. Luka bakal kering, bulu bakal tumbuh lagi.
2. Dari sisi memandikan
Biasakan memandikan burung dengan cara dikaramba dengan waktu agak lama. Kalau dia nggak mau mandi sendiri, semprot pakai semprotan sampai basah kuyup. Nggak masalah dia kelabakan kesana-kemari saat disemprot. Benar-benar basah kuyup sampai menggigil kedinginan dan nggak kelabakan lagi. Biarkan dulu dia di karamba, sampai bulu agak kering. Tapi kalau Anda tergesa-gesa mau pergi, masukkan langsung ke sangkar juga nggak apa-apa, dan gantung di tempatnya. Kalau sempat, lakukan “pemandian” itu pagi dan sore hari.
,Fungsi memandikan sampai basah kuyup:
,a. Untuk mempercepat burung lapar. Dengan mengombinasikan dengan cara nomer 3 di bawah maka burung akan semakin merasa tergantung pada kita. Pada saat yang sama, kita bisa cepat membuat burung lapar tetapi tidak kekurangan nutrisi (beda kan kalau kita memang sengaja tidak memberi pakan burung secara rutin atau cukup, yang dalam hal ini burung benar2 kekurangan semua nutrisi. Kalau dengan memandikan, maka rasa lapar hanya disebabkan dia terlalu banyak membakar karbohidrat untuk memanaskan tubuh).
b. Pada saat burung basah kuyup, ada pembelajaran pada burung bahwa meskipun dia hanya bisa diam, kenyataannya kita (manusia) yang berlalu lalang di dekatnya, bukan merupakan ancaman.
Proses penjinakan adalah proses pembelajaran domestikisasi.
Kalau kita takut burung lecet-lecet saat itu dan tidak memaksakan proses pembelajaran, maka burung akan terlalu lama giras dan bisa-bisa giras sepanjang masa. Kalau ini yang terjadi, ketika burung selalu gerabakan saat dibawa-bawa, maka yang stress bukan hanya burungnya, tetapi juga kita yang punya burung yang selalu gerabakan.
3. Dari sisi makanan (bisa dilakukan pada hari libur/menyempatkan diri libur)
Penempatan cepuk makanan dan minuman
Kosongkan wadah pakan di sore hari
Kosongkan tempat pakan menjelang malam. Biarkan pada pagi hari dia kelaparan. Dalam kondisi itu, sorongkan jangkrik dengan lidi di tangan kita. Kalau dia nggak mau mematuk jangkrik, tarik lagi. Lima atau sepuluh menit lagi kita lakukan hal sama. Kalau masih nggak mau, tunda lagi. Begitu seterusnya, sampai sekitar pukul 10.00. Kalau sampai jam itu belum mau juga, tinggalkan jangkrik di tempat pakan biar dimakan. Setelah dia makan satu jangkrik, sorongkan pakai lidi satu jangkrik lagi. Kita goda dia beberapa saat mau mendekat atau tidak. Begitu jangkrik disambar, kita coba lagi, sampai burung agak kenyang. Setelah itu tempat pakan kita isi dengan kroto (untuk murai dan kacer) satu sendok teh saja.
Siang hari, kita coba-coba lagi memberi jangkrik dengan lidi, dan begitu pula sore hari. Setelah terbiasa dengan lidi, coba langsung diangsurkan dengan tangan. Proses ini kuncinya adalah membuat burung kelaparan dan merasa tergantung pada manusia dan “terpaksa” harus berani kepada manusia. Karena kuncinya membuat burung lapar, senantiasa kosongkan wadah pakan dan hanya beri secukupnya ketika sudah dilatih makan jangkrik yang kita tusuk lidi/langsung dari tangan kita.
Kalau sekadar untuk tetap bernafas sehat, empat-lima jangkrik sudah cukup kita berikan pada pagi hari, dua-tiga jangkrik pada siang hari, dan empat – lima jangkrik pada sore hari, dan semuanya tanpa ada makanan tambahan di wadah pakan.
—Itulah sejumlah cara menjinakkan burung yang bisa kita pilih. Kalau ketiga cara itu bisa kita laksanakan/kombinasikan berbarengan, maka dalam waktu nggak sampai sebulan burung liar sudah jadi relatif jinak.
Menjinakkan burung dengan cara itu memang membawa sejumlah konsekuensi, misalnya burung yang semula sudah mau ngriwik/bunyi, jadi agak macet karena stres. Burung yang semula mulus, jadi luka atau rusak bulu. Tapi semua adalah bagian dari proses. Tinggal kita mau pakai jalan cepat atau jalan biasa. Orang Jawa bilang, jer basuki mawa bea, semua kebaikan perlu biaya dan biaya ini bisa bermacam-macam bentuknya. Ok?

sumber : Omkicau.com


Budidaya murai batu madiun
Jl Wiyatasari no 11 Rejomulyo Madiun
081230135094 / 08155634564
PIN BB 73EE92C7

Budidaya Murai Batu di Klaten : Kadisimo, Birit, Wedi, Klaten
Sugiyatno
081230135094 / 08155634564
PIN BB 73EE92C7

Rabu, 25 November 2015

PERAN TESTOSTERON DALAM PROSES BELAJAR BERKICAU PADA BURUNG



Hormon testosteron pemicu revolusi perawatan burung kicauan: Hot Topic

BURUNG SEHAT BERANAK PINAK... CARANYA? PASTIKAN BIRD MINERAL DAN BIRD MATURE JADI PENDAMPING MEREKA.
Sekitar dua tahun lalu, Om Kicau pernah menulis artikel "Peran testosteron dalam proses belajar menyanyi pada burung". Inti artikel tersebut adalah, pertama, burung dengan kegacoran minim bisa dikembalikan kegacorannya dengan pemberian testosteron dan, kedua, testosteron sangat diperlukan untuk membuat burung menyuarakan lagu secara maksimal.


Penelitian lebih lanjut tentang peran testosteron terhadap performa kicauan burung dilakukan tim peneliti dan Max Planck Institute for Ornithology yang bermarkas di Seewiesen, Jerman. Dan hasil penelitian tersebut menghasilkan fakta yang lebih ekstrem:
Dudung Abdul Muslim
1. Burung betina yang diinjeksi dengan hormon testosteron hanya dalam waktu sepekan bisa berkicau seperti burung jantan-dominan saat berkicau dengan nyanyian tunggal.
2. Sebulan setelah injeksi testosteron, kualitas suara burung betina sudah sama seperti jantan-dominan.
3. Burung jantan-subordinat (definisi mudahnya adalah burung jantan yang bisanya sekadar ngriwik, tidak pernah gacor karena mental tertekan burung lain atau lingkungan yang tidak ramah atau asupan pakan yang tidak bagus) bisa menampilkan performa bagai burung dominan setelah diinjeksi dengan hormon testosteron.
Apa itu nyanyian tunggal dan/atau burung jantan-subordinat? Ikuti ilustrasi dalam paparan  berikut ini.
Burung jantan dominan, jantan-subordinat dan nyanyian tunggal
Sebagian besar burung pengicau memiliki kesamaan di mana hanya burung jantan yang bisa menghasilkan ocehan merdu. Burung betina tetap bisa berkicau, tetapi hanya ngeriwik, sehingga jarang disertakan dalam lomba dan lebih difungsikan sebagai indukan saja.
Ada perkecualian pada sebagian kecil spesies burung pengicau, di mana betina pun bisa berkicau sama merdunya dengan pejantan. Misalnya lovebird, kapas tembak, cucakrowo, dan cucak jenggot yang juga sering diikutkan dalam lomba burung berkicau di Indonesia.
Di habitat aslinya, burung pengicau jantan memiliki status sosial tersendiri. Mereka hidup berkelompok dengan jumlah anggota 2-10 ekor. Setiap kelompok memiliki seekor pemimpin, yang disebut sebagai jantan-dominan (cek artikel tentang istilah burung murai batu bicok pada artikel “Jejak rekam pemikatan murai batu: Sulitnya menangkap bicok…“. Burung jantan yang bukan pemimpin disebut jantan-subordinat. Jadi setiap kelompok terdiri atas seekor jantan-dominan, serta beberapa jantan-subordinat dan betina.
Jantan-dominan punya kicauan paling merdu dan panjang, yang tidak dimiliki anggota kelompoknya, baik jantan-subordinat maupun betina. Jenis kicauan yang dimiliki jantan-dominan ini sering disebut sebagai “nyanyian tunggal”. Jantan-subordinat dan betina tetap bisa bernyanyi, meski sangat standar (irama pendek-pendek) dan dinyanyikan berdua secara bersahutan, sehingga disebut “nyanyian duet”.
Ketika kita memperoleh burung jantan hasil tangkapan, ada kalanya burung ini sudah memiliki kicauan oke. Bisa jadi, di habitatnya, burung tersebut merupakan jantan-dominan. Terkadang kita memperoleh burung jantan hasil tangkapan yang suaranya belum jadi. Bisa jadi pula, burung tersebut hanya menjadi jantan-subordinat di habitatnya, atau setidaknya masih bakalan.
Di habitat asli, selama masih berada dalam kelompok yang sama, burung jantan-subordinat tidak akan pernah menjadi jantan-dominan, kecuali jika sang pemimpin mati. Berbeda dari burung berkicau yang dipelihara manusia. Karena sudah tidak hidup berkelompok, maka tak ada lagi status sosial seperti jantan-dominan dan subordinat. Semuanya boleh berkicau.
Bahkan ketika berada di lingkungan di mana banyak burung jantan sejenis, misalnya di arena lomba, mereka seperti berebut ingin jadi pemimpin alias jantan-dominan. Burung yang terlatih dan bermental paling kuat itulah yang akan berjaya di arena lomba, seolah-olah tampil sebagai jantan-dominan.
Objek Penelitian
Nah, fenomena burung jantan-dominan inilah yang mendorong Max Planck Institute for Ornithology yang bermarkas di Seewiesen, Jerman untuk melakukan penelitian. Mereka mengirim dua penelitinya, Cornelia Voigt dan Stefan Leitner, untuk menjalankan studi di wilayah baratdaya Zimbabwe, Afrika, yang menjadi habitat burung pipit beralis putih (Plocepasser mahali) atau di mancanegara disebut white-browed sparrow-weaver.
BURUNG PIPIT BERALIS PUTIH (Plocepasser mahali)
Selain di Zimbabwe, burung ini juga banyak dijumpai di hutan-hutan Afrika Timur. Mereka hidup secara berkelompok, di mana hanya ada seekor jantan-dominan dalam kelompok tersebut. Jantan-dominan berkicau dengan nyanyian tunggalnya yang panjang dan kompleks.
Menurut Voigt dan Leitner, sebagaimana dipublikasikan dalam Max-Planck-Gesellschaft dan dikutip Sourcecodex, nyanyian tunggal burung jantan-dominan ternyata berkaitan dengan peningkatan kadar testosteron.
Pada daerah beriklim sedang, nyanyian tunggal biasanya hanya muncul saat fajar selama musim kawin. Hal ini terjadi akibat kenaikan kadar hormon testosteron pada burung jantan di musim semi, yang akan meningkatkan aktivitas berkicaunya selama musim kawin.Lain halnya dengan daerah tropis, di mana burung bisa bernyanyi sepanjang tahun.
Menyadari hormon testosteron sangat berperan terhadap kicauan burung, serta tidak adanya hubungan antara perilaku berkicau dan musim kawin di daerah tropis, membuat Voigh dan Leitner melakukan treatment yang mengejutkan. Keduanya menyuntikkan testosteron ke tubuh pipit beralis betina, dan lihatlah apa yang terjadi.
Eksperimen ini dilakukannya di dalam sangkar terhadap beberapa burung betina. Hasilnya, hanya dalam satu minggu burung betina ini sudah mulai bisa bernyanyi seperti jantan-dominan saat berkicau dengan nyanyian tunggal. Bahkan, sebulan setelah injeksi testosteron, kualitas suaranya sudah sama seperti jantan-dominan.
“Melalui studi ini, kami bisa menunjukkan bahwa nyanyian tunggal yang merdu, panjang, dan kompleks seperti dimiliki jantan-dominan, ternyata dapat diaktifkan melalui hormon testosteron pada burung betina. Lebih dari itu, betina juga mau menerima hormon testosteron”, kata Cornelia Voigt.
Ketika jantan-subordinat menerima perlakuan yang sama, kualitas suaranya pun menjadi sama seperti yang dimiliki jantan-dominan. Artinya, terjadi peningkatan kualitas suara pada betina dan jantan-subordinat ketika memperoleh terapi testosteron.
Penerapan di Indonesia
Apa yang bisa dipetik dari hasil penelitian Cornelia Voigt dan Stefan Leitner? Bagaimana penerapannya untuk kicaumania di Indonesia. Secara teoritis dan empiris, burung berkicau betina yang selama ini tak pernah ikut lomba, misalnya kacer, anis merah, anis kembang, cendet, dan sebagainya, bisa direkayasa menjadi burung lomba.
Caranya dengan menyuntikkan hormon testosteron ke tubuh betina tersebut, sebagaimana dilakukan Voigh dan Leitner. Selain model injeksi, bisa juga menggunakan asupan khusus seperti suplemen yang mengandung hormon testosteron.
Dan yang lebih jelas lagi adalah burung jantan yang tidak pernah mau gacor, hanya ngriwik melulu yang kemungkinan disebabkan oleh asupan pakan dengan gizi tidak seimbang atau yang memang kurang asupan vitamin maupun mineralnya, bisa distimulasi agar gacor dan berperforma kicauan sebagaimana jantan dominan. Penerapan yang paling realistis pun adalah dengan memberikan suplemen yang mengandung hormon testosteron. Di habitat asli, performa burung jantan seperti ini bisa disamakan dengan jantan-subordinat.
Ketika jantan-subordinat atau burung jantan kurang gacor diberi asupan yang mengandung hormon testosteron, performa suaranya dipastikan meningkat tajam dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Dasar Ilmiah
Sebagaimana ditulis Om Kicau dalam artikel “Peran testosteron dalam proses belajar menyanyi pada burung“, burung jantan umumnya dianggap sebagai karakteristik seksual sekunder yang khas, dan berada di bawah kendali hormon steroid dari gonad. Hal ini terkait dengan pertumbuhan dan regresi testis.
Nyanyian burung jantan bertambah dan berkurang sesuai dengan fluktuasi testosteron di dalam darah. Ada reseptor testosteron di dalam syrinx (salah satu organ yang berfungsi sebagai penopang utama bagi bangsa burung untuk berkicau).
Pengaruh testosteron pada performa kicauan burung
Seperti terlihat pada grafik di atas, pada bulan Mei terjadi peningkatan kadar testosteron pada burung sparrow jantan saat memasuki musim kawin dan menurun hingga kadar terendah pada bulan September.
Pertanyaan berikut, apa sebenarnya fungsi testosteron pada burung?
Sebelum menjelaskan fungsi testosteron ada perlunya kita tegaskan bahwa testosteron adalah salah satu dari hormon steroid, di samping hormon estrogen dan hormon progestrogen. Hormon steroid, khususnya testosteron, inilah yang mempunyai fungsi dan berperan pada:
1. Dorongan Seksual: Testosteron adalah hormon androgen utama pada organisme burung jantan dan bertanggung jawab terhadap dorongan seksual.
2. Perkembangan Fisik: Testosteron bertanggung jawab untuk perkembangan fisik burung, memengaruhi pertumbuhan otot dan tulang, perkembangan penis dan testis, serta produksi sperma.
3. Suara: Testosteron bertanggung jawab untuk memperdalam suara burung jantan selama masa pubertas. Selama masa transisi ini, terkadang suara jantan menjadi “crack” atau secara tidak sengaja melompat antara pitch yang lebih tinggi dengan yang lebih rendah.
4. Energi: Testosteron merupakan salah satu dari banyak faktor yang berperan dalam menjaga tingkat energi. Terkadang rendahnya kadar testosteron berpengaruh terhadap penurunan tingkat energi.
5. Suasana Hati: Testosteron juga dapat membantu menjaga keseimbangan suasana hati burung jantan. Kadar testosteron rendah yang kronis atau testosteron yang berlebih dapat menyebabkan perubahan suasana hati dan ketidakstabilan emosi.
Skema aksi testosteron dalam otak yang terlibat dalam kontrol bernyanyi dan implikasi potensial dari kelompok sel catecholaminergic
Skema aksi testosteron dalam otak yang terlibat dalam kontrol bernyanyi dan implikasi potensial dari kelompok sel catecholaminergic.
Gambar di atas adalah skema representasi aksi testosteron dalam otak yang mungkin terlibat dalam pola kontrol kicauan burung.
Bagaimana testosteron diproduksi oleh tubuh? 
Produksi testosteron dalam organisme
Produksi testosteron dimulai di kelenjar hipotalamus yang terletak di daerah otak. Karena rangsangan tertentu seperti gairah seksual, tubuh akan mengaktifkan hipotalamus untuk mengeluarkan suatu zat yang disebut gonadotropin-releasing hormone (GnRH).
Setelah GnRH dirilis ke dalam aliran darah, pembuluh darah membawa hormon tersebut ke kelenjar pituitari. Di kelenjar pituitari, GnRH mengaktifkan kemampuan kelenjar pituitari untuk menghasilkan gonadotropin yang disebut follicle-stimulating hormone dan luteinizing hormone dan memasukkannya ke dalam aliran darah.
Setelah dalam aliran darah, follicle-stimulating hormone dan luteinizing hormone melakukan perjalanan baik ke testis jantan, atau indung telur betina. Dalam testis, hormon tersebut mengaktifkan sel-sel testis yang disebut sel Leydig untuk mensintesis kolesterol sebagai bahan dasar pembentuk hormon testosteron. Testosteron kemudian dilepaskan ke dalam aliran darah untuk melakukan tugas yang telah ditetapkan oleh hipotalamus.
Pada organisme betina, sejumlah kecil testosteron diproduksi oleh ovarium. Dalam proses ini, follicle-stimulating hormone dan luteinizing hormone mengaktifkan sel-sel thecal ovarium. Sel-sel ini juga mampu mensintesis kolesterol dari tubuh menjadi testosteron.
Sejumlah kecil testosteron juga diproduksi dalam kelenjar adrenal. Hal ini dapat terjadi baik pada jantan dan betina. Proses ini dilakukan dengan mengaktifkan sel-sel zona reticularis kelenjar adrenal untuk mensintesis kolesterol menjadi testosteron.
Jenis makanan dan vitamin pendorong produksi testosteron
Jenis makanan/asupan yang mendorong pembentukan testosteron di dalam tubuh antara lain adalah makanan yang mengandung mineral Zinc dan vitamin A, E, B esensial, B5, B6, B12, serta sayuran yang mengandung banyak senyawa androsterone.
Namun demikian pemberian mineral dan vitamin perlu didasari pengetahuan yang memadai terhadap mekanisme penyerapan Zinc dalam tubuh. Pemberian Zinc bersamaan dengan Kalsium misalnya, jangan pernah dilakukan karena Kalsium, juga besi (Fe), mengurangi daya serap tubuh terhadap Zinc.
Di mana testosteron untuk burung dijual dan dalam bentuk apa?
Nah, ini tentunya adalah pertanyaan mendasar yang akan disampaikan para kicaumania. Tetapi sebenarnya, produk ini sudah lama tertera dalam daftar produk Om Kicau dengan merk Testo-Bird. Lantas mengapa selama ini tidak dibranding sebagai “perangsang kicauan” dan hanya disebutkan  sebagai “suplemen untuk penjodohan burung jantan“?
Om Kicau mengakui membatasi penjualan TestoBird hanya untuk penjodohan dan selalu menyarankan agar distop penggunaannya setelah burung berjodoh. Jika tidak ada anjuran demikian, Om Kicau mengaku khawatir TestoBird akan digunakan secara terus-menerus dan hal itu akan berdampak buruk pada jangka panjang.
Atau kalau digunakan untuk memacu burung agar berkicau, perlu dibatasi penggunaannya. Begitu burung sudah gacor dan mapan, perlu segera dihentikan. Baru diberikan lagi jika burung mengalami tekanan mental akibat dicampur dengan burung lain yang lebih dominan, atau kekurangan asupan gizi seimbang dan drop fisik misalnya.
Mengapa pemberian testosteron secara terus-menerus berbahaya?
Untuk diketahui saja bahwa pemberian testosteron kepada burung secara terus-menerus akan menyebabkan menurunnya produksi testosteron alami dalam tubuh burung sehingga alat penghasil testosteron (testis) pun mengecil seiring dengan rendahnya aktivitas testis dalam menghasilkan testosteron alami tersebut.
Saran Om Kicau
Anda tentu boleh dan bisa saja menggunakan TestoBird untuk keperluan jangka pendek misalnya mengatasi burung drop, burung yang tidak pernah gacor, atau burung yang selalu berada di bawah level rata-rata penampilan burung dan sejenisnya. Hanya saja dalam kaitan dengan pola perawatan burung yang baik dan benar untuk keperluan jangka panjang, Om Kicau menyarankan pemberian asupan makanan yang tepat agar burung mampu memproduksi testosteron secara alami di dalam tubuh burung itu sendiri.
Kalau Anda ragu dan tidak yakin asupan/makanan seperti apa yang bisa berfungsi sebagai pendorong produksi testosteron yang melimpah atau minimal berkecukupan pada burung, Anda hanya perlu menunggu launching produk Om Kicau terbaru yang akan dilabel dengan nama Testo-Bird Booster (TBB).
Apa kandungan dalam TBB?
Testo-Bird Booster terdiri dari mineral, vitamin dan hormon perangsang produksi testosteron, sebagaimana sudah dijelaskan pada paparan artikel ini, dimulai dari fungsi, cara kerja dan proses pembentukan testosteron.
Demikian sobat, serba panjang lebar tentang hormon testosteron, yang diakui atau tidak, akan menjadi tonggak fenomenal dalam perawatan dan treatment burung kicauan. Bahkan pemberian testosteron kepada burung tersebut bisa disebut sebagai sebuah “revolusi” dalam pola perawatan burung karena pemberian testosteron umumnya memberikan dampak yang cepat dan signifikan.
Hasil teknologi adalah selalu baik, sepanjang kita bisa memanfaatkannya secara positif dan selalu bertindak bijak.
==========UPDATE DARI OM KICAU============
Ada pertanyaan dari pembaca artikel ini yang saya anggap bagus untuk dimasukkan sebagai referensi di sini. Pertanyaannya adalah apakah hormon yang digunakan pada burung sama dengan hormon steroid pada manusia. Secara ringkas bisa dijawab “tidak”. Sebab, hormon steroid yang banyak dipasarkan untuk konsumsi manusia sangat kuat efek anaboliknya.
Berikut ini adalah beberapa jenis steroid yang biasa digunakan untuk manusia:
1. DIANABOL (methandrostenolone/methandienone)
Banyak dipakai oleh binaragawan. Mereka rata-rata ingin cepat besar dalam waktu singkat (instant). Sangat terkenal di kalangan pemakai steroids. Efek yang dihasilkan adalah “power” kala latihan walau tidak sebesar anadrol. Harganya sangat murah sehingga banyak pemakainya dan kerap dibagi-bagikan secara gratis antar sesama teman.
2. ANADROL (oxymetholone)
Banyak dipakai untuk periode bulking dan mendapatkan power pada saat latihan. Inilah jenis steroid terkuat yang pernah diciptakan manusia. Kenaikkan berat badan 4,5 Kg dalam 2 minggu adalah hal biasa, di mana sesuatu yang mustahil bila dilakukan secara manual. Hanya cocok digunakan untuk mereka yang berhubungan dengan angkat beban saja, sedangkan atlet endurance seperti sprinter, balap sepeda dan lainnya jarang memakai anadrol.
3. CLENBUTEROL
Banyak dipakai saat periode cutting. Efek yang paling dicari dari obat ini adalah thermogenic (naiknya suhu tubuh akibat membakar kalori lebih banyak dari biasanya termasuk pembakaran lemak). Dipakai oleh banyak atlet, biasa mereka pakai untuk memperjelas definisi otot dan meningkatkan kemampuan aerobic.
4. DECA (nandrolone)
Umumnya pemakai steroid jenis ini menggunakan pada segala kondisi. Mampu merangsang androgen 3-4 kali lebih kuat dibandingkan testoterone dan 2,4 kali lebih anabolik dibandingkan testoterone. Punya efek pelumas persendian yang membuat latihan lebih “pain free” sehingga mampu berlatih berjam-jam Biasa dipakai bagi mereka yang badannya sudah terlanjur kebal karena keseringan memakai steroids.
5. CYTOMEL (T3/liothyronine sodium)
Steroid jenis cutting ini mampu menaikkan metabolisme, otomatis kalori yang terbakar lebih banyak dari biasanya termasuk pembakaran lemak. Jika terlalu sering memakainya bisa mengakibatkan ketergantungan seumur hidup seperti yang dialami body bulider internasional Frank Zane.
6. ANAVAR (oxandrolone)
Bisa dipakai untuk segala keperluan. Dibandingkan dengan steroid lainnya anavar tergolong paling aman. Tidak menyebabkan aromatisasi dan bisa menyembuhkan luka. Mampu menurunkan nafsu makan (cocok buat diet), pemakaian tidak terbatas pada kalangan angkat beban saja tapi semua cabang olah raga. Mereka yang memakai umumnya dapat “power” kala latihan tanpa harus menaikkan berat badan.
Walaupun steroid bisa membentuk tubuh yang “cepat gede” dalam waktu singkat, namun lambat laun tubuh mulai memproduksi lebih sedikit testosteron alami yang dapat mengakibatkan testis mulai menyusut, akan berpotensi pada impotensi dan mengurangi jumlah sperma. depresi, peningkatan resiko kanker hati, peningkatan tekanan darah dan kolesterol, kram perut, mimisan, ketidakpekaan terhadap insulin, diare, mual, muntah, sembelit, pembesaran prostat sehingga menimbulkan gangguan dalam berkemih (resiko kanker prostat), dan juga dari sisi dermatologi dapat meningkatan produksi sebum kulit yang menimbulkan jerawat secara luas dan menimbulkan kebotakan pada pria.
Salam sukses kicaumania Indonesia. (Dudung Abdul Muslim)


Budidaya murai batu madiun
Jl Wiyatasari no 11 Rejomulyo Madiun
081230135094 / 08155634564
PIN BB 73EE92C7

Budidaya Murai Batu di Klaten : Kadisimo, Birit, Wedi, Klaten
Sugiyatno
081230135094 / 08155634564
PIN BB 73EE92C7  


 http://omkicau.com/2010/05/28/peran-testosteron-dalam-proses-belajar-menyanyi-pada-burung/

BUDIDAYA NILA MERAH


Budidaya Nila Merah (terapan)



Budidaya ikan nila merah (Oreochromis sp.) sangat mudah. Selain dapat memijah secara alami, juga tidak memerlukan perlakuan khusus. Keadaan ini menjadikan budidaya ikan nila merah berkembang sangat pesat di pelosok tanah air. Budidaya ikan nila merah dilakukan dalam beberapa tahapan.
Pematangan Gonad di kolam tanah
Pematangan gonad nila merah bisa dilakukan di kolam tanah. Caranya, siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan selama 2 – 4 hari dan perbaiki seluruh bagian kolam; isi air setinggi 80 – 100 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 400 ekor induk; beri pakan tambahan (pelet) sebanyak 3 persen/hari (3 kg) setiap hari. Catatan : induk jantan dan betina dipelihara terpisah.
Pematangan di bak tembok
Pematangan gonad juga bisa dilakukan di bak. Caranya, siapkan bak tembok ukuran panjang 6 m, lebar 4 m dan tinggi 1 m; keringkan selama 2 – 4 hari; isi air setinggi 80 – 100 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 100 ekor induk; beri pakan tambahan (pelet) sebanyak 3 persen/hari. Catatan : induk jantan dan betina dipelihara terpisah.
Seleksi
Seleksi induk dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Tanda induk betina : tubuh memanjang; warna agak kusam; perut agak gendut, gerakan lamban, punya dua alat kelamin yang membulat, satu lubang telur satu lubang kencing, dan berukuran 300 – 500 gram. Tanda induk jantan : tubuh membulat; warna cerah; bersirip kemerahan; gerakan lincah, punya satu alat yang memanjang, terkadang keluar cairan putih bening bila dipijit lubang kelaminnya, dan berukuran antara 400 - 500 gram.
Pemijahan Secara Tradisional I
Pemijahan secara tradsional I dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; perbaiki seluruh bagiannya; keringkan selama 3 – 5 hari; isi air setinggi 40 - 60 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 300 ekor induk betina; masukan pula 100 ekor induk jantan; biarkan memijah; panen larva dilakukan pada hari ke 14 – 20 dengan sekup net di permukaan kolam.
Pemijahan Secara Tradisional II
Pemijahan secara tradsional II juga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; buat kobakan di dasar kolam (di salah sudut dekat pintu pembuangan), dengan ukuran panjang panjang 4 m, lebar 2 m dan tinggi 1 m; perbaiki seluruh bagiannya; keringkan selama 3 – 5 hari; isi air setinggi 40 - 60 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 300 ekor induk betina; masukan pula 100 ekor induk jantan; biarkan memijah.
Panen larva dilakukan pada hari ke 14 pagi hari, dengan cara mengeringkan kolam. Induk akan tertampung dalam kobakan dan agar tidak mabuk, beri aliran dari kolam sebelah. Sementara larva akan naik menuju aliran air dari pintu pemasukan dan akhirnya akan tertampung dalam kemalir. Penangkapan larva dilakukan pada kubangan depan pintu pengeluaran.
Setelah larva tertangkap semua, seluruh bagian kolam diperbaiki, permukaan pematang yang bocor ditutup, kemalir tengah digali lagi (lebar 40 dan tinggi 10 cm), permukaan tanah dasar (bekas sarang pemijahan) diratakan. Kolam yang sudah diperbaiki dijemur hingga sore hari. Pada sore itu juga kolam diisi air lagi hingga ketinggian semula. Panen dilakukan 14 hari kemudian, dan terus dilakukan setiap 14 hari sekali.
Pemijahan Secara Tradisional III
Pemijahan secara tradsional III dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; perbaiki seluruh bagiannya; keringkan selama 3 – 5 hari; isi air setinggi 40 - 60 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 300 ekor induk betina; masukan pula 100 ekor induk jantan; biarkan memijah; tebar pupuk (kotoran ayam atau puyuh) pada hari ke 12; biarkan pupuk itu bereaksi hingga tumbuh pakan alami; setelah itu, seluruh induk betina yang sedang mengerami akan mengeluarkan larvanya hingga larva tersebar pada seluruh permukaan air kolam; biasanya terjadi pada hari ke 16; tangkap larva dengan sekup net di permukaan kolam hingga habis.
Pemijahan intensif klik http://bibaharie.blogspot.com
Pendederan I
Pendederan pertama dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 5 – 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 50.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 1 – 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; setelah 2 minggu, sebar ke kolam lain bila penuh; panen dilakukan setelah berumur 3 minggu.
Pendederan II
Pendederan kedua dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 1.000 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 10 – 15 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 40.000 ekor (telah diseleksi); beri 3 – 5 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen setelah berumur sebulan.
Pendederan III
Pendederan ketiga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 1.000 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 10 – 15 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 20.000 ekor ukuran 5 – 8 cm (telah diseleksi); beri 3 – 5 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam; panen setelah berumur sebulan.
Pembesaran di kolam tanah
Pembesaran nila merah bisa dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam ukuran 1.000 m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 10 – 15 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 60 cm dan rendam selama 5 hari; masukan 50 kg benih (10.00 ekor ukuran 10 – 12 cm atau 20 gram/ekor atau disebut juga sangkal) hasil seleksi; beri pakan 3 persen setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air secara kontinyu; lakukan panen setelah 3 bulan. Sebuah kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi sebanyak 200 – 300 kg.
Pembesaran di kolam jaring apung
Pembesaan nila merah bisa juga dilakukan di kolam jaring apung (KJA). Pembesaran ini tidak sebagai komoditas utama, tetapi sebagai komoditas sampingan. Caranya, siapkan sebuah kolam jaring apung lapis kedua; masukan 200 kg benih (sangkal); selama pemeliharaan tidak diberi pakan tambahan, tetapi hanya memanfaatkan pakan sisa ikan mas; Panen dilakukan setelah 3 bulan. Sebuah kolam jaring aung dapat meghasilkan ikan konsumsi sebanyak 400 - 500 kg. Info lengkap : BUDIDAYA NILA MERAH
Comments



Nila BEST - Perbaikan Mutu Genetik Nila

Pendahuluan
Dalam periode waktu yang cukup lama, konsentrasi perikanan nila nasional adalah pada optimalisasi teknik dan sistem budidaya serta penyediaan benih bagi budidaya untuk meningkatkan produksi. Sedangkan pengembangan mutu genetik komoditas dirasakan masih tertinggal.
Sejak nila diintroduksi dari Taiwan 1969, upaya perbaikan mutu genetik dilakukan dengan cara mendatangkan strain unggul dari luar. (distributor ovaprim dll). Khusus nila berwarna hitam, jenis-jenis dari luar negeri didatangkan dari Thailand tahun 1989 (Chitralada), Filipina tahun 1994 dan 1997 (GIFT). Sedangkan jenis warna merah didatangkan dari Thailand tahun 1989 (NIFI). Namun beberapa tahun terakhir terjadi kecendrungan penurunan kualitas genetik karena kurang tepatnya pengelolaan yang berpengaruh terhadap laju pertumbuhan (Gustiano dkk, 2007). Hasil akhir dari penurunan pertumbuhan tersebut akan menyebabkan penurunkan produksi dan produktivitas, serta pendapatan pembudidaya ikan. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk mengantisifasi problem tersebut, yang dapat dilakukan melalui program pemuliaan/perbaikan mutu genetik. Dalam tulisan ini disampaikan upaya-upaya perbaikan mutu genetik.
Aplikasi Teknologi Perbaikan Mutu Genetik
Perbaikkan mutu genetik untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pada ikan nila dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pertama dengan melakukan introduksi jenis unggul dari luar untuk memperbaiki keragaan ikan lokal dengan menggunakan ikan-ikan tersebut sebagai material dasar/genetik (Gustiano dkk, 2006). Kerugian yang muncul akibat introduksi dapat menyebabkan pencemaran genetik melalui interaksi antara jenis asli dan pendatang akibat adanya penyisipan gen (introgresi) pada ikan asli. Pencemaran genetik dapat berlanjut sampai mengakibatkan terjadinya penggantian/kepunahan spesies asli dengan spesies pendatang atau penurunan mutu genetik dari ikan introduksi. Contoh kasus pada nila adalah introduksi jenis GIFT dari Filipina memberikan dampak yang besar terhadap jenis yang telah lama ada di Indonesia.
Kedua dengan melakukan persilangan/hibridisasi untuk mendapatkan sifat unggul yang lebih baik dari populasi asal. Pada dasarnya, hibridisasi adalah memanfaatkan sifat heterosis karena sifat dominan dan heterozigot pada banyak lokus (Tave, 1993) atau interaksi dari alela pada lokus (Kapuskinski, 1986). Persilangan umumnya dilakukan antar populasi yang memiliki keunggulan spesifik. Kegiatan persilangan pada nila di Indonesia banyak dilakukan oleh para pembudidaya untuk mendapatkan jenis yang memiliki pertumbuhan lebih cepat atau tampilan tertentu. Produk hibrida banyak ditemui di masyarakat. Namun demikian, apabila persilangan dilakukan secara tak terkendali akan mengakibatkan hilangnya sifat/karakter spesifik dari populasi asal. Untuk menghindari hal yang tidak dikehendaki sebaiknya hasil persilangan/hibrida hanya digunakan sebagai produk akhir saja untuk konsumsi.
Ketiga dengan memanfaatkan keunggulan jenis kelamin jantan (Dunham et al., 2001). Pada nila telah diketahui umum bahwa jenis jantan memiliki pertumbuhan dua kali lipat dibandingkan dengan betina (Tave, 1995; Gustiano dkk, 2006). Pembentukkan jenis jantan dapat dilakukan sebagai berikut: 1) pemberian hormon melalui pakan atau perendaman (Zairin, 2003), 2) rekayasa genom/androgenesis dengan cara merusak sifat betina dan ditindak lanjuti dengan diploidisasi secara buatan (Myer et al., 1995; Sugama, 2006), 3) pembentukkan pejantan super (YY supermale) (Scott et al., 1989; Mair et al., 1995; Arifin dkk, 2004).
Keempat dengan melakukan seleksi terhadap karakter penting. Seleksi merupakan suatu teknik untuk memperbaiki sifat yang terukur (quantitative trait). Prinsip dasar dari seleksi adalah ekploitasi sifat ‘additive’ dari alela-alela pada semua lokus yang mengontrol sifat terukur untuk memperbaiki suatu populasi (Kirpichnikov, 1980; Falconer, 1989; Tave, 1993; Gjedrem, 2005). Secara mendasar seleksi dapat dibedakan menjadi seleksi individu/massa dan famili. Pada seleksi individu hubungan kekerabatan diabaikan dan uji banding dilakukan diantara individu. Individu-individu diurutkan berdasarkan kriteria/ukuran dan yang terbaik akan diambil sebagai calon induk. Sedangkan pada seleksi famili, hubungan famili merupakan faktor yang penting dan rata-rata famili dibandingkan untuk mengambil keputusan selanjutnya. Dalam seleksi famili pengambilan keputusan dapat dikelompokkan menjadi “antar famili/between family atau dalam famili/within family”. Gabungan antara antar dan dalam famili disebut kombinasi antar dan dalam famili. Jenis seleksi lainnya (tandem, independent culling dan selection index) merupakan variasi dari kedua bentuk seleksi tersebut (Kapuskinski, 1986; Tave, 1995; Gjedrem, 2005).
Kelima dengan “DNA recombinant”/ “gene transfer”/ “transgenic”. Teknik ini merupakan persilangan pada tingkatan molekuler. Untuk melakukan transfer gen dibutuhkan ‘DNA construct’ yang terdiri atas ‘transgene’ dan ‘promoter’ sebagai bahan dasar yang akan ditransfer ke ikan target. Pembentukkan ikan transgenik melalui transfer ‘DNA contruct’ dapat dilakukan dengan beberapa metoda: 1) microinjection, 2) electroporation, 3) sperm-mediated transfer, 4) biolistics, 5) viral vectors, 6) lipofection, (Beaumont and Hoare, 2003). Transgenik pada nila pertama kali dilakukan oleh Rahman and MacClean (1999). Hasil yang diperoleh memperlihatkan bahwa jenis transgenik memiliki pertumbuhan 300% lebih besar dibandingkan dengan nontransgenik. Martinez et al., (1999) juga melaporkan keunggulan pertumbuhan ikan transgenik dengan perbedaan yang sangat nyata.
Seleksi Karakter Kuantitatif.
Keberhasilan aplikasi metoda seleksi (individu maupun famili) pada karakter kuantitatif akan optimal apabila telah tentukan sasaran yang akan dicapai. Menurut Gjedrem (1993), penetapan sasaran yang harus dilakukan meliputi :
  1. Penetapan Karakter seleksi
Karakter seleksi yaitu karakter kuantitatif yang akan diperbaiki melalui seleksi harus jelas. Karakter tersebut dapat dipilih sebagai prioritas adalah, kecepatan tumbuh, ketahanan penyakit dan kematangan gonad dini atau lainnya
  1. Penetapan prioritas karakter kuantitatif sebaiknya yang mempunyai nilai ekonomis dan berhubungan langsung dengan produksi.
  2. Penetapan tujuan seleksi pada karakter kuantitatif harus jelas. Misalnya untuk memperbaiki kecepatan tumbuh, memperpendek tinggi badan, mengurangi jari-jari keras sirip punggung dan lainnya
  3. Penetapan secara detail bagaimana dan kapan pengukuran karakter kuantitatif tersebut dilakukan.
  4. Penetapan harapan kenaikan mutu genetik (genetic gain) per generasi dari karakter kuantitif yang diseleksi.
Di Indonesia, aplikasi seleksi untuk perbaikan mutu genetik ikan mas berhubungan peningkatan produktivitas seperti disarankan oleh Gjedrem et. al., (1997) dapat dilihat pada Gambar 4. Asumsi-asumsi yang dibuat untuk seleksi ikan mas tersebut yaitu:
  • Karakter kuantitatif yang ingin diperbaiki adalah laju pertumbuhan, ketahanan terhadap Aeromonas hydrophilla, dan memperlambat kematangan gonad awal
  • Nilai heritabilitas (h2) untuk karakter-karakter tersebut diasumsikan rendah yaitu 0.2
  • Seleksi yang digunakan adalah seleksi famili
  • Pengukuran seleksi dilakukan pada ukuran konsumsi (200-250 g)
  • Kenaikan mutu genetik per generasi diharapkan 10%.

Browser Anda mungkin tidak bisa menampilkan gambar ini.
Hasil Seleksi Kuantitatif: contoh kasus Nila BEST
Salah satu contoh keberhasilan seleksi dalam menghasilkan strain unggul adalah ikan nila GIFT yang kini sudah beredar luas di masyarakat internasional. Dewasa ini satu lagi strain unggul telah dihasilkan oleh BRPBAT. Setelah dilakukan penelitian selama 4 tahun (2004-2008) di Instalasi Penelitian Plasma Nutfah Cijeruk telah diperoleh keturunan F3. Berdasarkan keunggulan yang ada, ikan hasil seleksi dinyatakan lulus oleh Tim Penilaian dan Pengujian Release Ikan Nila sebagai varietas baru yang diberi nama nila BEST (Bogor Enhanced Strain Tilapia) yang ditetapkan pada tanggal 2 Desember 2008, dengan deskrifsi dan keunggulan sebagai berikut:
  1. Ketahanan Terhadap Hama & Penyakit: Tahan, 140% lebih baik dari ikan nila masyarakat (Taufik P. et al, 2008)
  2. Daya Tahan Terhadap Perubahan Lingkungan: Tahan Danau Lido > 9,5 % dari ikan nila masyarakat (Winarlin & Gustiano, 2008) , Waduk Cirata > 0,9 % (Kusdiarti, at al, 2008), Kolam Cianjur > 9,5 % (Winarlin dan Gustiano, 2008)
o     
§   
        • Salinitas: Kurang Tahan
        • Suhu: Tahan, 21-27 oC

  1. Produksi Benih:
o     
§   
        • Sintasan: 85 %, di petani
        • Derajat penetasan: 90%, di hatchery
        • Fekunditas: 3 – 5 kali > dari ikan masyarakat (Widyastuti, et al, 2008)
        • Daya tahan: baik
        • Respon terhadap rangsangan: baik
        • Kemudahan mendapatkan induk: mudah
  1. Pembesaran
o     
§   
        • Rasio konversi pakan; 1,1
        • Sintasan: 84,4 – 93,3 (> 8% dari ikan nila masyarakat)
        • Pertumbuhan: Lebih baik dari varietas ikan Nila yang ada di masyarakat (Red NIFI, Nirwana, Gesit) ukuran sebelum matang gonad (Listyowati & Ariyanto, 2007; Gustiano et al., 2008). Tumbuh 2 kali > dari ikan nila masyarakat Ukuran tanam 40 g, pemeliharaan di kolam selama 4 bulan (Winarlin dan Gustiano, 2008)



Budidaya Ikan Gurame (terapan)

Budidaya ikan gurame (Osphronemus gourame) tidak semudah budidaya ikan mas dan nila. Meski dapat memijah secara alami, ikan ini perlu penanganan khusus, terutama pada saat pemijahan, penetasan dan pemeliharaan larva. Namun demikian, budidaya ikan gurame telah berhasil dikembangkan, karena peluang usahanya tetap menjanjikan.
Pematangan Gonad
Pematangan gonad ikan gurame bisa dilakukan di kolam tanah. Caranya, siapkan kolam ukuran 50 m2; keringkan selama 2 – 4 hari dan perbaiki seluruh bagian kolam; isi air setinggi 50 – 70 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 40 ekor induk ukuran 2,5 – 4 kg; beri pakan tambahan berupa daun talas sebanyak 2 persen dan 1 persen setiap hari.
Seleksi
Seleksi induk dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Tanda induk betina yang matang gonad : berdagu (atas kepala) datar, perut agak gendut; tubuh agak kusam; gerakan lamban dan lubang kelamin kemerahan. Tanda induk jantan : berdagu menonjol, gerakan lincah, tubuh lebih terang dan bercahaya; lubang kelamin kemerahan.
Pemijahan
Pemijahan ikan gurame dilakukan di kolam tanah. Kolam tersebut harus jauh dari keramaian. Caranya : siapkan kolam ukuran 50 m2; perbaiki seluruh bagiannya; keringkan selama 3 – 5 hari; isi air setinggi 60 cm dan alirkan secara kontinyu; pasang 4 buah sosog (sarang terbuat dari bambu atau tempat sampah plastik) di empat sudut kolam; masukan 30 ekor induk betina; pasang empat buah rak bambu 5 cm di atas permukaan air; letakan ijuk atau sabuk kelapa sebagai bahan sarang; masukan pula 10 ekor induk jantan; ambil sarang sudah berisi telur (biasanya sarang sudah tertutup dengan ijuk atau sabuk kelapa dan air sekitar sarang berminyak); tetaskan di tempat penetasan.
Penetasan dalam akuarium
Penetasan telur ikan gurame dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan sebuah akuarium ukuran panjang 80 cm, lebar 60 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air setinggi 30 cm; pasang dua buah titik aerasi dan hidupkan selama penetasan; masukan telur dari sebuah sarang yang sudah dibersihkan dari sampah dan telur-telur yang busuk; penetasan akan berlangsung selama 10 hari; pada hari kelima sebagian airnya dibuang dan diganti dengan air baru; panen larva atau beni dengan sekup net dan siap ditebar ke kolam pendederan I.
Penetasan dalam baskom plastik
Penetasan telur ikan gurame bisa juga dilakukan di baskom plastik. Caranya : siapkan sebuah baskom plastik besar (volume 50 liter); keringkan selama 2 hari; isi air setinggi 20 cm; masukan telur dari sebuah sarang yang sudah dibersihkan dari sampah dan telur-telur yang busuk; penetasan akan berlangsung selama 10 hari; pada hari kelima sebagian airnya dibuang dan diganti dengan air baru; panen larva atau beni dengan sekup net dan siap ditebar ke kolam pendederan I.
Pendederan I
Pendederan pertama dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 100 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 10.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 0,5 – 1 tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur 3 minggu.
Pendederan II
Pendederan kedua juga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 100 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 8.000 ekor benih dari pendederan I (telah diseleksi); beri 1 - 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur sebulan.
Pendederan III
Pendederan ketiga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 100 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 6.000 ekor hasil dari pendederan II (telah diseleksi); beri 3 – 5 kg pelet kecil (khusus gurame); panen benih dilakukan sebulan kemudian.
Pembesaran
Pembesaran ikan gurame dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam ukuran 200 m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 4 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 - 60 cm dan rendam selama 5 hari; masukan 10.000 ekor benih hasil seleksi dari pendederan III; beri pakan 3 persen setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air secara kontinyu; lakukan panen setelah 3 bulan. Sebuah kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi ukuran 0,5 kg sebanyak 400 – 500 kg.

SUMBER : TROBOS.COM
TRUBUS-ONLINE.COM
SUMBER