Jenis-Jenis Murai Batu Ekor Hitam dari Sumatera
Membedakan Macam Muraibatu Ekor Hitam
VIDEO KOLEKSI :
https://www.youtube.com/watch?v=xQuApBnlous&t=2s
https://www.youtube.com/watch?v=Qi137PKJZ48
https://www.youtube.com/watch?v=IxC1bQaNVkM
https://www.youtube.com/watch?v=JVwP9dBj7eo&t=4s
Penangkaran MuraiBatu Medan di Jawa timur
Penangkaran MuraiBatu Medan super
Penangkaran MuraiBatu Medan ekor panjang
Penangkaran MuraiBatu untuk pemula
Penangkaran MuraiBatu youtube
FB : sugi agro
sugi agroz
1/ Jl wiyatasari no. 11 Rejomulyo Madiun
2/ Kadisimo Birit Wedi Klaten
HP / WA : 08155634564, 081230135094
Pin BB : D043AECC Ring SGI
VIDEO KOLEKSI :
https://www.youtube.com/watch?v=xQuApBnlous&t=2s
https://www.youtube.com/watch?v=Qi137PKJZ48
https://www.youtube.com/watch?v=IxC1bQaNVkM
https://www.youtube.com/watch?v=JVwP9dBj7eo&t=4s
Penangkaran MuraiBatu Medan di Jawa timur
Penangkaran MuraiBatu Medan super
Penangkaran MuraiBatu Medan ekor panjang
Penangkaran MuraiBatu untuk pemula
Penangkaran MuraiBatu youtube
FB : sugi agro
sugi agroz
1/ Jl wiyatasari no. 11 Rejomulyo Madiun
2/ Kadisimo Birit Wedi Klaten
HP / WA : 08155634564, 081230135094
Pin BB : D043AECC Ring SGI
Jenis Murai
Batu ekor hitam (Black tailed shama) mulai digandrungi banyak penghobi berkat
beberapa keunggulan yang dimilikinya. Dan tidak jarang burung Murai Batu ekor
hitam terutama yang jenis Murai Batu Nias dan Murai Batu Aceh menyabet banyak
juara lomba, baik di tingkat lokal maupun taraf nasional. Bermula dari situ,
lambat laun Murai Batu ekor hitam yang dulu sempat dipandang sebelah mata kini
memiliki tempat tersendiri di hati pecinta Murai Batu.
Oleh karena yang sering diikutsertakan lomba adalah yang berjenis Murai Batu Nias dan Aceh, sudah sepantasnya kedua jenis inilah yang begitu populer untuk Murai Batu Ekor Hitam. Sehingga banyak yang beranggapan setiap Murai Batu ekor hitam itu hanya ada dua, yakni Murai Batu Nias yang terdapat di pulau Nias dan Murai Batu Aceh yang berhabitat di wilayah Aceh.
Memang, khusus untuk Murai Batu ekor hitam itu sebagian besar jenisnya berada di kepulauan Sumatera. Namun untuk jenisnya sendiri ada lumayan banyak, jadi Murai Batu ekor hitam itu tidak hanya Murai Batu Nias atau Murai Batu Aceh seperti yang diketahui banyak penghobi. Dan tempat penyebarannya juga tidak hanya di pulau Nias dan Aceh saja, tetapi ada juga di lampung dan pulau Mentawai, Sumatera Barat.
Nah, untuk mengenal lebih jauh mengenai jenis-jenis Murai Batu ekor hitam itu, maka di bawah ini akan dijelaskan masing-masing jenisnya.
Murai Batu Nias
Sesuai dengan namanya, jenis ini hanya terdapat di pulau Nias, Sumatera Utara. Di Nias, Murai Batu ini disebut Totohua, dikenal sebagai buruk yang cerdik karena dengan cepat mampu menirukan kicauan burung lainnya. Ciri khas suara kicauan Murai Batu Nias bervolume keras dan melengking, juga suka mengeluarkan suara tembakan-tembakan yang tak terduga.
Dengan ukuran panjang ekor mencapai 20-25 cm, biasanya terdiri atas enam pasang bulu ekor, yang kesemuanya berwarna hitam polos. Warna pada ekor tersebutlah yang membedakan Murai Batu Nias dengan Murai Batu Medan. Ini merupakan jenis Murai Batu yang gampang beradaptasi serta memiliki mental yang stabil sehingga tidak mudah stres, untuk itu banyak yang dengan sengaja memeliharanya untuk disertakan dalam kontes lomba.
Murai Batu Simeulu/Sinabang
Sesuai dengan namanya adapun habitat dari Murai Batu ekor hitam jenis ini berada di Pulau Simeulu, tepatnya di daerah Sinabang, provinsi Aceh. Murai Batu jenis ini relatif memiliki postur tubuh yang mungil, panjang ekornya hanya berukuran 10-13 cm saja.
Murai Batu Simeulu banyak disukai para penghobi karena dari sisi ekonomis harga yang masih terjangkau. Rata-rata Murai Batu Simeulu/Sinabang dijual di kisaran harga di bawah 1 juta. Kelebihan dari burung ini adalah cepat ngepoer dan gacor, kemudian tingkat kematiannya juga relatif kecil karena mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
Ciri suara kicauannya berkarakter keras, tembakan-tembakan kicauan yang dikeluarkan tajam dan terdengar bening. Dan Murai Batu Simeulu ini mempunyai ciri gaya bertarungnya yang suka bergaya seperti sujud sambil mengeluarkan kemampuan isian-isian kicauannya.
Populasi Murai Batu Simeulu di alam liar sudah banyak berkurang, karena maraknya perburuan ilegal yang terjadi di Kepulauan ini. Seperti yang dilansir Harian Serambi Indonesia (2/2013) lalu, penyelundupan sebanyak 600 Murai Batu Simeulu digagalkan oleh aparat kepolisian setempat, namun dari 600 Murai Batu Simeulu hasil perburuan ilegal itu, 70 diantaranya telah mati. Tingginya perburuan liar terhadap Murai Batu Simeulu membuat Pemerintah Kabupaten Simeulu, Aceh mengeluarkan peraturan (qanun) larangan penangkapan terhadap Murai Batu Simeulu dan larangan penjualan Murai Batu jenis ini di luar dari wilayah kabupaten.
Oleh karena yang sering diikutsertakan lomba adalah yang berjenis Murai Batu Nias dan Aceh, sudah sepantasnya kedua jenis inilah yang begitu populer untuk Murai Batu Ekor Hitam. Sehingga banyak yang beranggapan setiap Murai Batu ekor hitam itu hanya ada dua, yakni Murai Batu Nias yang terdapat di pulau Nias dan Murai Batu Aceh yang berhabitat di wilayah Aceh.
Memang, khusus untuk Murai Batu ekor hitam itu sebagian besar jenisnya berada di kepulauan Sumatera. Namun untuk jenisnya sendiri ada lumayan banyak, jadi Murai Batu ekor hitam itu tidak hanya Murai Batu Nias atau Murai Batu Aceh seperti yang diketahui banyak penghobi. Dan tempat penyebarannya juga tidak hanya di pulau Nias dan Aceh saja, tetapi ada juga di lampung dan pulau Mentawai, Sumatera Barat.
Nah, untuk mengenal lebih jauh mengenai jenis-jenis Murai Batu ekor hitam itu, maka di bawah ini akan dijelaskan masing-masing jenisnya.
Murai Batu Nias
Sesuai dengan namanya, jenis ini hanya terdapat di pulau Nias, Sumatera Utara. Di Nias, Murai Batu ini disebut Totohua, dikenal sebagai buruk yang cerdik karena dengan cepat mampu menirukan kicauan burung lainnya. Ciri khas suara kicauan Murai Batu Nias bervolume keras dan melengking, juga suka mengeluarkan suara tembakan-tembakan yang tak terduga.
Dengan ukuran panjang ekor mencapai 20-25 cm, biasanya terdiri atas enam pasang bulu ekor, yang kesemuanya berwarna hitam polos. Warna pada ekor tersebutlah yang membedakan Murai Batu Nias dengan Murai Batu Medan. Ini merupakan jenis Murai Batu yang gampang beradaptasi serta memiliki mental yang stabil sehingga tidak mudah stres, untuk itu banyak yang dengan sengaja memeliharanya untuk disertakan dalam kontes lomba.
Murai Batu Simeulu/Sinabang
Sesuai dengan namanya adapun habitat dari Murai Batu ekor hitam jenis ini berada di Pulau Simeulu, tepatnya di daerah Sinabang, provinsi Aceh. Murai Batu jenis ini relatif memiliki postur tubuh yang mungil, panjang ekornya hanya berukuran 10-13 cm saja.
Murai Batu Simeulu banyak disukai para penghobi karena dari sisi ekonomis harga yang masih terjangkau. Rata-rata Murai Batu Simeulu/Sinabang dijual di kisaran harga di bawah 1 juta. Kelebihan dari burung ini adalah cepat ngepoer dan gacor, kemudian tingkat kematiannya juga relatif kecil karena mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
Ciri suara kicauannya berkarakter keras, tembakan-tembakan kicauan yang dikeluarkan tajam dan terdengar bening. Dan Murai Batu Simeulu ini mempunyai ciri gaya bertarungnya yang suka bergaya seperti sujud sambil mengeluarkan kemampuan isian-isian kicauannya.
Populasi Murai Batu Simeulu di alam liar sudah banyak berkurang, karena maraknya perburuan ilegal yang terjadi di Kepulauan ini. Seperti yang dilansir Harian Serambi Indonesia (2/2013) lalu, penyelundupan sebanyak 600 Murai Batu Simeulu digagalkan oleh aparat kepolisian setempat, namun dari 600 Murai Batu Simeulu hasil perburuan ilegal itu, 70 diantaranya telah mati. Tingginya perburuan liar terhadap Murai Batu Simeulu membuat Pemerintah Kabupaten Simeulu, Aceh mengeluarkan peraturan (qanun) larangan penangkapan terhadap Murai Batu Simeulu dan larangan penjualan Murai Batu jenis ini di luar dari wilayah kabupaten.
Murai Batu Lasia
Ini merupakan jenis Murai Batu ekor hitam yang masih tetanggaan dengan Murai Batu Simeulu, karena berada di Pulau Lasia, tidak jauh dari Pulau Simeulu tepatnya di bagian tenggara. Mungkin karena masih satu wilayah (Aceh) itu, secara fisik postur yang dimiliki Murai Batu Lasia tidak berbeda jauh dengan Murai Batu Simeulu.
Perbedaan yang paling mencolok ada pada ukuran tubuhnya, di mana Murai Batu Lasia berpostur lebih besar ketimbang Murai Batu Simeulu. Dan juga, di bagian ekor Murai Batu Lasia ada noktah putih tepat di bagian bawah tengah ekornya, tetapi keseluruhan warna ekor masih didominasi oleh warna hitam yang pekat. Untuk ukuran panjang ekornya juga lebih panjang dari Murai Batu Simeulu yaitu 14-16 cm.
Mengenai kualitas antara keduanya, secara umum hampir sama kemampuannya. Ini karena faktor lingkungan habitatnya berada diwilayah yang berdekat. Sementara, perihal besar kecil ukuran postur tubuh yang berbeda dalam hal ini tidak terlalu memengaruhi kemampuan kicauannya maupun mentalnya.
Murai Batu Mentawai
Bila Murai Batu Lasia memiliki karakteristik yang hampir sama dengan Murai Batu Simeulu, maka jenis Murai Batu Mentawai ini mempunyai kemiripan dengan Murai Batu Nias. Bahkan saking miripnya, hampir tidak bisa diketahui secara spesifik perbedaan kedua jenis ini. Sampai-sampai, ada anggapan Murai Mentawai adalah Murai Batu Nias yang dibawa ke kepulauan Mentawai, atau juga sebaliknya.
Hanya bila disejajarkan dengan Murai Batu Nias, ukuran tubuhnya agak sedikit lebih kecil. Bila Murai Batu Nias berukuran tubuh L, maka ukuran tubuh Murai Batu Mentawai adalah M, sedang ukuran S untuk Murai Batu Simeulu. Sekilas melihat pada panjang ekornya sendiri kita bisa membedakannya, Murai Batu Mentawai memiliki ekor berukuran 13-15 cm, namun itu juga tidak bisa dijadikan patokan yang pasti karena beberapa Murai Batu Mentawai ada juga ditemui berukuran ekor panjang 20-25 cm seperti Murai Batu Nias. Murai Batu ini banyak ditemui di Pulau Pagai. Pulau Pagai adalah salah satu dari empat gugusan dari kepulauan Mentawai. Maka sebagian ada yang menyebutnya Murai Batu Pagai atau juga Murai Batu Mentawai.
Sebagai salah satu jenis Murai Batu berekor hitam, ciri ekor Murai Batu Mentawai benar-benar hitam polos tidak ada ditemui noktah putih pada bulu ekornya seperti Murai Batu Lasia. Kelebihan dari Murai Batu Mentawai adalah bernyali fighter tinggi, mampu bersaing dengan Murai Batu jenis lainnya.
Karakter suara kicauannya adalah berkarakter pedas dengan irama yang rapat serta panjang ngeroll tapi irama tetap menyambung. Mampu menerima isian berbagai burung kicauan lainnya dan membawakan isian yang ada dengan paduan variasi kicauan yang merdu. Gaya bertarungnya juga ngeply, kadang-kadang suka bergaya sujud ke bawah seperti gaya khas Murai Batu Simeulu.
Ini merupakan jenis Murai Batu ekor hitam yang masih tetanggaan dengan Murai Batu Simeulu, karena berada di Pulau Lasia, tidak jauh dari Pulau Simeulu tepatnya di bagian tenggara. Mungkin karena masih satu wilayah (Aceh) itu, secara fisik postur yang dimiliki Murai Batu Lasia tidak berbeda jauh dengan Murai Batu Simeulu.
Perbedaan yang paling mencolok ada pada ukuran tubuhnya, di mana Murai Batu Lasia berpostur lebih besar ketimbang Murai Batu Simeulu. Dan juga, di bagian ekor Murai Batu Lasia ada noktah putih tepat di bagian bawah tengah ekornya, tetapi keseluruhan warna ekor masih didominasi oleh warna hitam yang pekat. Untuk ukuran panjang ekornya juga lebih panjang dari Murai Batu Simeulu yaitu 14-16 cm.
Mengenai kualitas antara keduanya, secara umum hampir sama kemampuannya. Ini karena faktor lingkungan habitatnya berada diwilayah yang berdekat. Sementara, perihal besar kecil ukuran postur tubuh yang berbeda dalam hal ini tidak terlalu memengaruhi kemampuan kicauannya maupun mentalnya.
Murai Batu Mentawai
Bila Murai Batu Lasia memiliki karakteristik yang hampir sama dengan Murai Batu Simeulu, maka jenis Murai Batu Mentawai ini mempunyai kemiripan dengan Murai Batu Nias. Bahkan saking miripnya, hampir tidak bisa diketahui secara spesifik perbedaan kedua jenis ini. Sampai-sampai, ada anggapan Murai Mentawai adalah Murai Batu Nias yang dibawa ke kepulauan Mentawai, atau juga sebaliknya.
Hanya bila disejajarkan dengan Murai Batu Nias, ukuran tubuhnya agak sedikit lebih kecil. Bila Murai Batu Nias berukuran tubuh L, maka ukuran tubuh Murai Batu Mentawai adalah M, sedang ukuran S untuk Murai Batu Simeulu. Sekilas melihat pada panjang ekornya sendiri kita bisa membedakannya, Murai Batu Mentawai memiliki ekor berukuran 13-15 cm, namun itu juga tidak bisa dijadikan patokan yang pasti karena beberapa Murai Batu Mentawai ada juga ditemui berukuran ekor panjang 20-25 cm seperti Murai Batu Nias. Murai Batu ini banyak ditemui di Pulau Pagai. Pulau Pagai adalah salah satu dari empat gugusan dari kepulauan Mentawai. Maka sebagian ada yang menyebutnya Murai Batu Pagai atau juga Murai Batu Mentawai.
Sebagai salah satu jenis Murai Batu berekor hitam, ciri ekor Murai Batu Mentawai benar-benar hitam polos tidak ada ditemui noktah putih pada bulu ekornya seperti Murai Batu Lasia. Kelebihan dari Murai Batu Mentawai adalah bernyali fighter tinggi, mampu bersaing dengan Murai Batu jenis lainnya.
Karakter suara kicauannya adalah berkarakter pedas dengan irama yang rapat serta panjang ngeroll tapi irama tetap menyambung. Mampu menerima isian berbagai burung kicauan lainnya dan membawakan isian yang ada dengan paduan variasi kicauan yang merdu. Gaya bertarungnya juga ngeply, kadang-kadang suka bergaya sujud ke bawah seperti gaya khas Murai Batu Simeulu.
Murai Batu Lampuyang
Lampuyang adalah nama daerah di Pulau Breueh, Aceh. Murai Batu yang hidup di daerah ini diberi nama Murai Batu Lampuyang dan merupakan jenis Murai Batu ekor hitam. Nah, untuk Murai Batu Lampuyang kita tidak terlalu sulit membedakannya. Tinggal melihat corak balak warna ekor pada bagian bawahnya saja.
Murai Batu ini memiliki 6 pasang ekor yang cukup panjang yaitu 18-22 cm. Dari 6 bulu ekor tersebut terdiri dari 3 ekor pada bagian ujung belakang berwarna hitam, dan 3 ekornya lagi berwarna putih di dekat pangkal kloaka. Semua jenis Murai Batu Lampuyang pasti memiliki ciri-ciri itu.
Ukuran bentuk badan Murai Batu ini tergolong sedang, dengan ekor yang tebal dan kaku. Kondisi itu diiringi dengan kemampuan Murai Batu Lampuyang yang berciri karakter kicauan bervolume keras yang menekan, dengan gaya bertarung yang cenderung agresif. Tidak jarang dengan ciri bertarung serta kemampuan yang dimilikinya itu dapat membuat lawan menjadi drop atau nge-betmen ketika di lapangan.
Murai Batu Sabang
Dari semua jenis Murai Batu ekor hitam yang ada, jenis Murai Batu Sabang yang paling langka ditemui untuk saat ini. Pemerintah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) juga telah melarang perdagangan Murai Batu Sabang di luar dari wilayah NAD untuk menjaga populasinya agar tidak punah.
Dikenal dengan nama Murai Batu Sabang, Murai Batu ini berkembang biak di Pulau Weh. Pulau Weh berlokasi di Laut Andaman pulau paling barat dari wilayah Aceh. Di mana berhadapan langsung dengan negara Malaysia, Thailand, dan Myanmar.
Murai Batu jenis ini cenderung mempunyai kesamaan dengan Murai Batu Lampuyang, dengan adanya corak balak pada ekor yang bisa ditemui setiap jenisnya. Hanya saja, variasi corak hitam putih pada ekor Murai Batu Sabang lebih bervariasi. Ada yang tiga helai hitam dan tiga helai putih pada ekornya, ada juga yang bercorak balak dengan empat helai hitam dan dua helai bulu berwarna putih. Dengan pola ekor yang begitu disertai dengan ukuran ekornya yang panjang menjuntai (20-25 cm), Murai Batu Sabang jadi terlihat penuh karismatik.
Kebanyakan postur tubuh Murai Batu Sabang agak ramping memanjang dengan leher yang jenjang. Besaran ukuran tubuh Murai Batu sabang sedikit lebih kecil ketimbang Murai Batu Lampuyang. Untuk kemampuan kicauannya tidak perlu diragukan. Dikenal dengan ciri karakter suara kicauannya yang keras, dengan tipe kicauan ngeroll dengan dominan tembakan-tembakan suara kicauan yang nyaring dan bening.
Mental burung ini juga bermental petarung, cocok sekali untuk dibawa ke arena lomba. Cuma karena populasi yang mulai langka, beberapa kontes lomba burung kicauan sudah tidak menyertakan lagi kategori untuk jenis ini, sebab peserta lombanya yang minim.
Perbedaan Murai black tail
dari aceh dan nias
Meski
demikian, murai batu ekor hitam (black-tailed shama) bukanlah
spesies yang berdiri sendiri. Ia tetap dikelompokkan dalam spesies Copsychus
malabaricus, dalam posisi sebagai subspecies dengan nama ilmiah Copsychus
malabaricus melanurus. Adapun murai
batu ekor putih atau white-rumped shama memiliki
nama ilmiah Copsychus malabaricus tricolor.
Berdasarkan
pemetaan sementara, MB ekor hitam bisa dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1). MB Nias
Habitat
murai jenis ini di Kepulauan Nias, Sumatera Utara. Panjang ekornya sekitar
20-25 cm, dan benar-benar mulus, dalam arti keenam pasang bulu ekornya semua
berwarna hitam.
Masyarakat
setempat menyebutnya sebagai totohua,yang dikenal karena suaranya
yang mengkristal, melengking, dan terkenal dengan tembakan-tembakannya. MB Nias
juga dikenal sebagai burung cerdas, mampu menirukan suara burung disekitarnya
dengan sangat cepat.
2) MB
Mentawai
Murai jenis
ini dapat dijumpai di Pulau Pagai, salah satu dari empat gugus pulau di
Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Penampilannya hampir sama dengan MB Nias,
dan diduga memang berasal dari jenis yang sama.
Saya tidak
tahu persis jarak antara Kepulauan Nias dengan Pagai dan Mentawai. Setahu saya,
murai batu tidak termasuk burung migrasi. Kalau pun terbang, jarak terjauh yang
ditemuhnya hanya sekitar 20.000 km
3).MB
Simeulue
Jenis murai
ini juga sama dengan MB Nias, hanya saja postur tubuh dan kepalanya lebih
kecil. Demikian pula dengan ekornya yang lebih pendek. Tetapi, sebagaimana MB
Nias, ekor hitamnya juga mulus, meski ada juga beberapa individu yang memiliki
sedikit noktah putih.
4).MB
Lampuyang
Jenis ini
berasal dari daerah Lampuyang, Pulau Breueh, Aceh. Ciri khasnya, dari enam
pasang bulu ekornya, tiga pasang hitam total. Tiga pasang lainnya sebenarnya
juga hitam, tetapi di bagian ujung ekornya terdapat noktah putih dengan
diameter sekitar 1 cm.
4). MB Lasia
Habitatnya
di Pulau Lasia, Aceh. Sebuah pulau kecil di sebelah tenggara Pulau Simeulue,
dan termasuk dalam wilayah Kabupaten Simeulue. Penampilannya mirip MB Simeulue
/ Sinabang, namun postur tubuh sedikit lebih besar. Demikian pula ekornya yang
lebih panjang, menyerupai MB Nias. Pada ekornya dijumpai beberapa noktah putih,
yang hanya terlihat pada bulu-bulu bagian dalam / bawah (jadi, kita harus
melihatnya dalam posisi di bawah burung).
5).MB Sabang
Cirinya
mirip dengan MB Lampuyang, namun ekornya lebih panjang. Sayangnya, MB ekor hitam
jenis ini sudah makin langka. Kepada yang memilikinya, mohon bisa menangkar di
rumah, agar sobat kicaumania lainnya bisa memilikinya tanpa mengurangi populasi
di alam bebas yang makin menipis.
Referensi
dan gambar: muraibatusumatera.blogspot.com,omkicau.com wikipedia, dan beberapa sumber lainnya
BUDIDAYA MURAI BATU DI MADIUN
SUGI_AGRO : Jl Wiyatasari no 11 REJOMULYO , KARTOHARJO , MADIUN, JAWA TIMUR/ 081230135094, 08155634564, FB: SUGI_AGRO@Facebook.com // PIN BB: 73EE92C7
VIDEO KOLEKSI :
https://www.youtube.com/watch?v=xQuApBnlous&t=2s
https://www.youtube.com/watch?v=Qi137PKJZ48
https://www.youtube.com/watch?v=IxC1bQaNVkM
https://www.youtube.com/watch?v=JVwP9dBj7eo&t=4s
Saya ada juga murai medan asli super...banyak....cod langsung atau via kirim bisa info detail call/sms 085361611888...di utamakan pembeli langsung COD biar sama2 puas
BalasHapusAlamat dimana Broo Satria store ?
BalasHapus